BIOGRAFI PROF. Dr.DJOKO AGUS PURWANTO

BIOGRAFI PROF. Dr.DJOKO AGUS PURWANTO

Assalamualaikum Wr Wb
Salam sehat.. ceria dan bahagia selalu ya..

Kalau yang masih kepo tentang video edukasi bagaimana EGCG bisa memperbaiki DE (Disfungsi Ereksi) agak sabar ya.. belum disoting beliaunya, tapi besuk pasti saya tulis.

Terus buanyakkkk sekali yang bertanya bagaimana sih Profil dari yang membuat Teh Hijau tetapi warnanya tidak hijau ini??? Bagaimana sepak terjangnya .. dimana beliau sehari²nya ? hari ini saya informasikan Biografinya. Saya copaskan dari komputer beliau

Prof. Dr. Djoko Agus Purwanto, Apt. M.Si adalah Guru Besar bidang Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Beliau dilahirkan tanggal 5 Agustus 1959 di Surabaya, putra ke-5 dari sebelas bersaudara.

Ayahnya yang sangat ia hormati adalah seorang pejuang di jaman kemerdekaan dan kemudian hingga akhir hayatnya mengabdikan diri pada TNI AL yang bertugas di Surabaya. Belajar tentang ilmu farmasi mulai ditekuninya sejak tahun 1978 yaitu pada saat menimba ilmu di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
Berbekal beasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, beliau dapat menyelesaikan program Magister Ilmu Farmasi di UNAIR tahun 1994.

Program Doktornya juga ia selesaikan di Universitas Airlangga pada tahun 2000 dengan beasiswa dari URGE (University Research and Graduate Education).

Riset tentang khasiat teh mulai didalami sejak penulisan disertasinya yang berjudul “Hambatan Inisiasi Karsinogenesis oleh (-)-Epigalokatekin Galat Melalui Mekanisme Peningkatan Aktifitas O6-Alkilguanin-DNA Alkiltransferase (Suatu Pendekatan Biologi Molekuler untuk Mendapatkan Senyawa Penawar Karsinogen)” yaitu suatu riset yang mengungkap cara kerja kandungan teh, (-)-epigalokatekin galat (EGCG) dalam khasiatnya mencegah kanker melalui system perbaikan DNA. Telah dibuktikan bahwa EGCG dapat meningkatkan kerja suatu enzim yang bertugas memperbaiki DNA apabila terjadi kerusakan.

Enzim ini akan segera memperbaiki kerusakan DNA apabila terdapat serangan dari senyawa-senyawa yang membahayakan tubuh dan memicu terjadinya kanker. Seperti telah disampaikan dalam suatu hasil riset, bahwa dewasa ini setiap orang dalam satu hari bisa terjadi ribuan kali terbentuknya sel yang akan menjadi sel kanker (inisiasi karsinogenesis).

Apabila sel ini tidak dapat diperbaiki kerusakannya, maka terjadilah potensi berkembangnya kanker. Oleh karena itu peran enzim perbaikan DNA (DNA repair enzyme) sangat penting untuk menjaga agar tubuh kita tetap sehat dan EGCG dari teh dapat meningkatkan aktivitas dari enzim perbaikan DNA ini.

Mengapa setiap hari terbentuk sel-sel yang punya potensi menjadi kanker, hal ini disebabkan karena makanan yang masuk kedalam tubuh kita atau bisa juga parahnya polusi udara saat ini serta adanya radiasi gelombang elektromagnetik seperti sinar ultra violet, sinar X senyawa radioaktif dan sebagainya.

Di samping itu, infeksi beberapa virus juga dapat memicu terjadinya kanker seperti Virus Hepatitis B (HBV) atau Virus Hepatitis C (HCV), Human Pappiloma Virus (HPV), Epstein Barr Virus (EBV), Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan sebagainya.

Pengembangan teh hijau untuk mencegah kanker memiliki arti yang sangat strategis dan tepat. Bahkan teh hijau memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi minuman sehari-hari yang dapat menurunkan angka insiden kanker di Indonesia.

Selain harga teh yang murah, teh juga dikenal aman untuk dikonsumsi setiap hari bahkan sampai bertahun-tahun, puluhan tahun atau seumur hidup. Hal ini disebabkan karena teh juga memberikan rasa segar untuk dinikmati. Khasiat anti oksidannya mencegah terjadinya penuaan dini dari semua organ tubuh sehingga angka harapan hidup dengan sehat bangsa Indonesia meningkat.

Sepertinya ini cukup ya untuk mengetahui dimana saja beliau berada selama ini… dan hingga kini kalau ke Fak Farmasi Univ Airlangga agak sulit mencari beliau.. tetapi kalau mencarinya di RS Universitas Airlangga mulai pagi beliau berada disana.

Demikian yg bisa disampaikan… tulisan ini sama sekali bukan iklan ya.. karena beliau sudah laku sejak 31th silam…

Mengapa banyak sekali penyakit yang dapat diobati dengan menggunakan teh? Hal ini karena kuncinya adalah sifat antioksidan kandungan utamanya yaitu epigalokatekin galat (EGCG) yang sangat tinggi.

Semua antioksidan sangat baik untuk menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif yaitu penyakit yang disebabkan karena faktor usia atau gaya hidup (life style) seperti diabetes, penyakit jantung coroner (PJK), osteoarthritis (penyakit tulang), osteoporosis (pengeroposan tulang) dan sebagainya.

Teh sendiri ada berbagai macam yang digunakan di masyarakat, ada teh hijau, teh o’olong, teh hitam, teh putih, teh wangi dan sebagainya.

Apa bedanya dari berbagai teh tersebut dan mana teh yang paling bagus untuk dikonsumsi?
Teh hijau adalah teh yang dibuat tanpa fermentasi. Setelah teh dipetik segera di layukan untuk menghentikan proses oksidasinya. Dengan demikian kadar EGCGnya paling besar karena EGCG bisa rusak akibat proses oksidasi.

Dan warna dari Teh hijau bukanlah hijau.. tetapi lebih ke arah coklat kemerahan. Kalau menemukan teh hijau dengan warna hijau banget dan gonjreng berarti didalamnya ada kandungan pewarna.

Teh o’olong yaitu teh yang mengalami fermentasi, namun hanya sebentar sehingga kadar EGCG nya sedikit menurun akibat fermentasi. Proses fermentasi ini diperlukan untuk mendapatkan rasa dan aroma yang tepat agar disukai oleh konsumen.

Teh hitam adalah teh yang diproses dengan fermentasi penuh sehingga kadar EGCG nya lebih rendah lagi dibandingkan dengan teh o’olong, tetapi telah merubah merubah rasa teh tersebut.

Teh putih adalah teh yang diproses persis sama dengan teh hijau, namun teh ini diambil dari daun teratas (pucuk). Kadar EGCG nya tidak setinggi teh hijau, namun harganya sangat mahal karena jumlahnya tidak besar.

Teh wangi adalah teh yang ditambahkan bunga seperti bunga melati agar menghasilkan aroma wangi dan rasa yang khas.

Memang minum teh terdapat keasikan tersendiri, oleh karena itu ketepatan lama fermentasi sangat berpengaruh pada aroma dan rasa teh sehingga setiap jenis teh memiliki penggemar tersendiri.

Ada komunitas yang lebih menyukai teh hijau, ada yang lebih suka teh hitam dan sebagainya. Akan tetapi jika teh dimaksudkan untuk mendapatkan manfaat kesehatan yang maksimal, maka teh hijau merupakan pilihan yang terbaik karena kandungan EGCG nya yang tertinggi terlepas rasanya disukai atau tidak.

Tetapi hal ini bukan berarti teh hitam, teh o’olong dan teh yang lain tidak memiliki manfaat bagi kesehatan, ada khasiatnya tetapi kadar EGCGnya tidak setinggi teh hijau.

Oleh karena itu banyak yang mengatakan bahwa teh hitam juga memiliki khasiat seperti teh hijau. Hal ini tidak salah, namun tentu sifat antioksidan teh hijau lebih tinggi dari teh hitam dan teh hijau tentu lebih berkhasiat.

Jika untuk pengobatan atau pencegahan suatu penyakit pilih yang ekstrak…yang dibuat dari ekstrak air teh hijau dengan proses spray drying. Ekstrak air teh disemprotkan dalam ruang vakum dalam suhu tertentu sehingga ekstrak akan terpisah dari komponen airnya.

Diharapkan dengan teh hijau ektrak dengan partikel mikro, kita mendapatkan manfaat EGCG yang lebih banyak , karena dalam banyak jurnal manfaat EGCG dalam teh hijau tersebut baru bisa dipakai untuk pencegahan adalah sekitar 160-200mgr sekitar 10 gelas teh hijau setiap hari. Jika berupa ekstraksi maka dapat diatur dosis EGCG yang diinginkan agar dapat memberi manfaat yang maksimal bagi semua penggunanya.

BERAPA DOSIS UNTUK TERAPEUTIK ?

Masalah berikutnya yang muncul adalah seberapa banyak teh yang dibutuhkan agar dapat membunuh sel kanker? Apakah satu gelas teh sudah cukup untuk membunuh kanker? Tentu jawabnya tidak. Jika demikian seberapa banyak 100 uM seperti hasil penelitian di atas. Satuan uM (mikro Molar) adalah satuan untuk konsentrasi EGCG di dalam darah, sehingga untuk mengetahui seberapa banyak EGCG yang dibutuhkan harus dirubah dahulu ke dalam bentuk milligram.

Dengan asumsi volume darah manusia dewasa sebanyak 5 liter, maka diperoleh dari perhitungan bahwa 100 uM EGCG setara dengan sekitar 225 mg. Dalam satu gelas teh hijau biasa, terkandung didalamnya sekitar 20-35 mg EGCG, sehingga dibutuhkan kira-kira 7 sampai 11 cangkir teh untuk mendapatkan hasil yang sama dan harus dilakukan 3 kali sehari agar diperoleh jumlah yang konstan.

Dengan demikian dibutuhkan total 21-33 cangkir teh hijau setiap hari. Apabila menggunakan EKSTRAK Teh hijau , 1 sachet mengandung 160 mg EGCG. Untuk mendapatkan kandungan 100 uM EGCG di dalam darah dibutuhkan 2 sachet ekstrak atau 2 cangkir ekstrak hangat dalam sekali minum dan dilakukan 3 kali sehari yaitu pagi 2 sachet, siang 2 sachet dan malam 2 sachet atau 6 sachet perhari.

Jumlah air hangat yang dibutuhkan terserah disesuaikan dengan selera. Dengan demikian penderita kanker dalam melakukan terapi teh menggunakan ektrak teh hijau sangat santai dan nyaman.

Rasa ekstrak teh hijau untuk terapeutik harus alami dan segar, tidak berwarna dan tidak memiliki aroma.. agar manfaatnya bisa maksimal sehingga yang mengkonsumsinya seolah-olah tidak sedang melakukan terapi.

Walaupun digunakan tidak menggunakan gula rasa tetap enak dan badan terasa nyaman, bahkan orang sehatpun sebaiknya mengkonsumsi yang ekstraksi untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Bagi orang sehat cukup 1-2 sachet per hari pada pagi hari.

Salam sehat

Wassalamualaikum Wr Wb

Andriani Primardiana
Djoko Agus Purwanto

*bukaniklan#
*pilihtehhijauyangberkualitas#
*diproduksiberdasarpenelitian#
*jadikantubuhmenjadidokterbagikitasendiri#
*jangandzalimterhadaptubuh#
*konsumenharuspinter#
https://www.youtube.com/watch?v=aYvlKlCiYSw

????????????????????????????????????

Share this post

Comment (1)

  • Sri Mulatsih Reply

    Bisakah saya mendapatkan no TLP BP.prof Dr. Djoko agar saya dapat berkonsultasi langsung dg beliau tentang penyakit saya ??

    March 7, 2021 at 12:45 am

Leave a Reply to Sri Mulatsih Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *